Sabtu, 28 Januari 2012

“ADA TERTULIS”

Minggu, 29 Januari 2012


Pelajaran yang dangkal mengenai sejarah gereja begitu mudah mengembangkan gagasan tentang Allah dan kemudian memuja gagasan-gagasan tersebut gantinya menyembah Allah, yaitu Allah yang dinyatakan dalam Alkitab.

Sebagaimana Voltaire yang skeptic menyindir. “Allah membuat manusia menurut rupa-Nya, dan manusia kembali memberikan sebuah pujian”.

Kita mungkin tidak pernah menyadari bahwa pengertian kita tentang Allah tidak lengkap atau bahkan salah.

Dengan demikian, kita harus kembali kepada Alkitab dan membandingkan pemikiran kita tentang Allah dengan apa yang diajarkan disana. Dan pelajaran ini harus mencakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, karena di dalam keduanya Tuhan berbicara kepada kita.

Hal ini sangat penting karena beberapa orang telah memperdebatkan bahwa Allah yang dinyatakan dalam kitab Perjanjian Baru berbeda dari Allah yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama.

Ajaran itu tidak diterima umat Masehi Advent Hari Ketujuh, tidak juga diajarkan dalam Alkitab.


Ungkapan apakah yang dijelaskan nabi-nabi Perjanjian Lama berulang-ulang? Yeremia 7:1-3.


Yeremia 7:1-3

7:1 Firman yang datang kepada Yeremia dari pada TUHAN, bunyinya:

7:2 "Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN!

7:3 Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.


Ribuan kali pekabaran nubuatan Perjanjian Lama disampaikan dengan ungkapan “beginilah firman Tuhan” atau sejenisnya. Hal ini seharusnya mengingatkan kita bahwa nabi tidak semata-mata hanya berbicara mengenai Allah tetapi Allah berbicara atas diri-Nya sendiri melalui nabi.


Dalam waktu yang sama, Kitab Perjanjian Baru penuh dengan referensi demi referensi dari Kitab Perjanjian Lama. Faktanya, keseluruhan teologi Perjanjian Baru berhubungan dengan Perjanjian Lama.

Salah satu contoh, bagaimanakah seorang memahami pengorbanan Yesus terlepas dari seluruh system pengorbanan yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama? Berapa kalikah Yesus, sebagaimana para penulis Perjanjian Baru, merujuk kepada ayat-ayat Perjanjian Lama untuk menunjang penjelasan dan maksud mereka? Seluruh tulisan Perjanjian Baru mendapatkan dasar teologinya dari Perjanjian Lama. Tidak ada dasar kebenaran untuk pemisahan radikal diantara keduanya. Segala tulisan Alkitab – baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru – diilhamkan oleh Allah (II Timotius 3:16)


II Timotius 3:16

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.


Bacalah ayat-ayat berikut. Bagaimanakah ayat tersebut menolong kita melihat hubungan antara kitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama?

Apakah yang diceritakan kepada kita tentang Yesus, merujuk ke Perjanjian Lama, seperti para penulis Perjanjian Baru?

Matius 4:4; Matius 11:10; Markus 1:2; Markus 7: 6; Yohanes 12:14,15; Kisah Para Rasul 13:33; Roma 3:10; Galatia 3:13; I Petrus 1:16; I Korintus 5:7.


Matius 4:4

Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."


Matius 11:10

Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.


Marukus 1:2

Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;


Markus 7:6

Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.


Yohanes 12:14,15

12:14 Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:

12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."


Kisah Para Rasul 13:33

telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.


Roma 3:10

seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.


Galatia 3:13

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"


I Petrus 1:16

sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.


I Korintus 5:7

Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.


Mark Twain suatu kali berkata bahwa bukan bagian Alkitab yang tidak dia mengerti yang mengganggu dia; tetapi bagian yang dia mengerti.Siapakah yang tidak menemukan bagian-bagian Alkitab yang menyulitkan? Perhatikan apa yang disebutkan mengenai Alkitab itu sendiri? (II Timotius 3:16), bagaimanakah seharusnya kita merespon bagian-bagian yang kita tidak pahami, atau mungkin yang tidak kita sukai? (Lihat juga I Korintus 13:12).


I Korintus 13:12

Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.


...

Pelajaran 5. Kekudusan Allah

Pelajaran 5 *28 Juni – 3 Februari 2012

Kekudusan Allah

SABAT PETANG

BACALAH PELAJARAN PEKAN INI: Matius 11:10; Markus 1:2; Kejadian 2:3; Ayub 42:5,6; Lukas 5:1-11; Lukas 4:31-36; Yesaya 6:1-3; Wahyu 4:8,9.


Matius 11:10

Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.


Markus 1:2

Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;


Kejadian 2:3

Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.


Ayub 42:5, 6

42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."


Lukas 5: 1-11

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.

5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.

5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;

5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.


Lukas 4:31-36

4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.

4:32 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.

4:33 Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:

4:34 "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."

4:35 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

4:36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar."


Yesaya 6: 1-3

6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.

6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"


Wahyu 4: 8,9

4:8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

4:9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya.



AYAT HAFALAN: “Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!” (Matius 99:9)


POKOK PIKIRAN: Kitab Suci memberikan banyak perhatian kepada kekudusan Allah. Bagaimanakah kekudusan ini menceritakan kepada kita mengenai siapa Allah itu dan apa artinya itu untuk rencana keselamatan?

Salah satu yang paling pokok dari asumsi semua penulis Alkitab ialah bahwa Allah ada di surga. Tidak seorangpun pernah menyatakan suatu keraguan tentang hal itu; tidak seorangpun juga membuat semacam upaya untuk membuktikannya. Keberadaan Allah ialah sesuatu yang diberikan, sebuah titik pangkal, ibarat sebuah aksioma (pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian) dalam ilmu ukur.

Malahan dalam 66 buku Kitab Suci kita menemukan sebuah cerita yang luas seperti apa Allah itu dan bagaimana dia berhubungan dengan kita umat manusia yang telah jatuh, yang Dia rindu untuk menebusnya.

Pelajaran pekan ini berpusat pada suatu aspek mengenai sifat Allah yang mendasar dalam Kitab Suci, dan itu adalah kekudusan Allah. Ya Allah itu kasih. Dan Allah meminta kita memanggilnya “Bapa” Dan ya Allah itu sabar pengampun dan peduli.

Tetapi berdasarkan Kitab Suci, pokok utama pemahaman kita tentang Allah adalah kekudusan-Nya. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, kekudusan Allah mendasari pernyataan-Nya tentang diri-Nya. Tema ini muncul di seluruh Alkitab dalam satu cara atau cara lain.

Namun, apakah artinya mengatakan bahwa Allah itu kudus? Bagaimanakah Alkitab melukiskan kekudusan-Nya? Dan bagaimanakah kita, sebagai makhluk yang najis karena dosa berhubungan dengan Allah yang kudus?


*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat 4 Februari 2012.




PENDALAMAN

Jumat, 27 Januari 2012


PENDALAMAN: Bagaimanakah kasih karunia dan penghakiman dapat bekerja bersama-sama? Disinilah bagaimana inspirasi menyatakannya.


“Sementara Yesus memohon bagai orang-orang yang menerima rahmat-Nya, setan menuduh mereka dihadapan Allah sebagai pelanggar-pelanggar. Penipu besar itu berusaha menuntun mereka kepada keragu-raguan, untuk menghilangkan kepercayaan mereka kepada Allah untuk memisahkan mereka dari kasih-Nya, dan melanggar hukum-Nya. Sekarang ia menunjuk kepada catatan kehidupan mereka, kepada cacat tabiat mereka, ketidakserupaannya dengan Kristus yang telah mempermalukan Penebus mereka, kepada semua dosa-dosa yang telah digodakannya agar dibuat, dan oleh sebab semua ini, ia mengatakan bahwa orang-orang itu adalah rakyatnya, pengikut-pengikutnya”.

“Yesus tidak memaafkan dosa-dosa mereka, tetapi menunjukan penyesalan mereka atas dosa mereka itu dan iman mereka, dan dalam memohon pengampunan bagi mereka Ia mengangkat tangan-Nya yang telah terluka itu di hadapan Bapa dan malaikat-malaikat suci, sambil berkata “Aku mengenal nama-nama mereka. Aku telah mengukir mereka di telapak tangan-Ku”. – Ellen G. White, Alfa dan Omega, Jilid 8, Halaman 506, 507.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:

1. Bagaimanakah pernyataan diatas menolong Anda memahami peran kasih karunia dalam penghakiman? Bagaimanakah Ellen G.White menjelaskan orang-orang yang beriman kepada Allah , dan mengapa hal itu sangat penting? Bagaiamanakah Anda melihat diri sendiri dijelaskan disana?

2. Bayangkan Anda sendiri dihadapan Allah dengan segala sesuatu yang pernah Anda lakukan, baik atau buruk, dibukakan. Bagaimanakah perasaan Anda? Dapatkah Anda berdiri dihadapan Allah dengan dasar perbuatan baik Anda, bahkan satu hal yang telah Anda lakukan dengan tulus dan motivasi yang sangat jujur? Apakah Anda pikir bahwa itu cukup untuk membuat Anda berharga dihadapan Pencipta Anda? Bagaimanakah jawaban Anda menolong Anda memahami perlunya kasih karunia?

3. Apakah jebakan yang mematikan dari berpikir bahwa karena kita diselamatkan oleh kasih karunia, jadi tidak masalah apapun yang kita lakukan? Bagaimanah Anda dapat menjaga diri Anda agar tidak terjebak ke dalam tipu muslihat itu?

4. Orang kadang-kadang memperingatkan kita akan”kasih karunia murahan”. Namun, tidak ada yang seperti itu. Kasih karunia tidaklah murah – itu adalah gratis. Yang murahan adalah bilamana orang megunakan kasih karunia itu sebagai alasan untuk melakukan dosa. Contoh apakah dari kecurangan tersebut dapat dilihat dalam dunia Kristen? Atau bahkan dalam Gereja kita sendiri?

RANGKUMAN: Allah adalah Allah keadilan dan keadilan memerlukan penghakiman. Allah juga adalah Allah kasih karunia. Betapa pentingnya kita, sebagai umat Kristen Advent, menyatakan pekabaran tiga malaikat, memahami kedua kebenaran Ilahi ini dan apa yang dinyatakannya kepada kita mengenai Allah kita.

SAAT PENGHAKIMAN-NYA

Kamis, 26 Januari 2012

“Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersermbunyi yang tidak akan diketahui” (Matius 10:26).

Melihat keadaan dunia sekarang ini, seharusnya kita tidak sulit memahami ide tentang penghakiman dan penghukuman. Seseorang tidak harus menjadi orang Kristen yang saleh untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang benar-benar salah dengan umat manusia. Siapakah yang tidak dapat melihat kehancuran hebat, bahkan bencana, akibat ulah manusia? Mungkin kita menangis sangat keras ketika kita lahir karena, secara naluri, kita mengetahui apa yang akan datang. “Saya menangis ketika saya lahir dan setiap hari menunjukan mengapa”, demikian isi sebuah puisi. Siapakah yang tidak terkait disini? Siapah yang tidak pernah menjadi korban ketamakan, egoism, dan kekikiran manusia? Atau siapakah yang tidak pernah menjadi tamak, egois, dan kikir seperti itu?

Jadi, jika Allah adil, dan jika keadilan merupakah sifat utama-Nya, siapakah diantara kita dapat berdiri di hadapan-Nya? Jika Allah mengetahui bahkan semua rahasia kita, rahasia perbuatan kita (Pengkhotbah 12:14) [apalagi yang telah kita lakukan didepan umum], kesempatan apakah yang kita miliki bahkan yang paling saleh di antara kita, pada hari penghakiman, ketika semua hal ini akan dinyatakan?

Pengkhotbah 12:14

Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.


Untungnya, Allah kita juga adalah Allah yang penuh kasih karunia. Seluruh rencana keselamatan telah ditetapkan sehingga setiap umat manusia bisa bebas dari penghukuman yang dituntut oleh keadilan Allah. Tanpa kasih karunia, kita semua akan dihabisi oleh keadilan Allah. Lalu satu-satunya pengharapan kita adalah berdiri di hadapan Allah yang adil, yang juga penuh kasih karunia.

Baca pekabaran malaikat pertama dalam Wahyu 14:6,7. Bagaimanakah ayat ini menyatakan hubungan antara keadilan Allah dan kasih karunia-Nya? Bagaimanakah itu juga sejajar dengan Kejadian 3 dan bagaimanakah hal itu menunjukan hubungan antara kasih karunia dan penghakiman?


Yohanes 14:6,7

14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."


Betapa menarik bahwa sebelum amaran tentang “saat penghakiman-Nya telah tiba” malaikat menyatakan “Injil yang kekal”. Semestinya demikian, jika tidak penghakiman akan menghukum semua manusia. Tidak satupun akan mendapat kesempatan karena semua telah berdosa, semua telah melanggar hokum Allah. Di sini, diantara pekabaran amaran terakhir kepada dunia, kasih karunia Allah telah dinyatakan. Jika tidak, penghakiman akan menghukum setiap orang, tanpa kecuali. Tanpa kasih karunia, pekabaran apakah yang akan kita miliki untuk dunia ini kecuali bahwa Allah akan menghancurkan kita semua dan tidak ada pengharapan untuk selamat? Untungnya, pekabaran yang kita miliki mempunyai dasar “Injil yang kekal”.

Peran apakah yang Anda lakukan dalam menolong menyebarkan pekabaran penghakiman dan kasih karunia ini kepada orang lain? Apakah lagi yang bisa Anda lakukan untuk menolong menyebarkan pekabaran itu, karena kemungkinan besar, Anda dapat melakukan lebih dari itu, benar bukan?

PENGHUKUMAN DAN KASIH KARUNIA

Rabu, 25 Januari 2012


Semua orang pasti sudah akrab dengan ayat Yohanes 3:16. Namun ayat sesudahnya, memperluas dan bahkan menjelaskannya lebih baik.

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


Baca Yohanes 3:17-21. Apakah yang dikatakan mengenai penghakiman? Mengenai kasih karunia? Bagaimanakah ayat ini menyatakan kepada kita betapa kasih karunia dan penghakiman bekerja bersama-sama?

Yohanes 3: 17-21

3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;

3:21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."

Kata yang diterjemahkan “menghukum” dalam ayat 17 (KJV) juga sama artinya dengan “menghakimi” dalam beberapa terjemahan. Meskipun dengan jelas konteks itu tentang penghukuman, namun Allah telah menjelaskannya di bayak ayat lain bahwa dunia ini akan dihakimi.

Dua tema muncul dalam ayat ini, kasih karunia dan penghakiman, dan keduanya terjalin secara radikal. Dosa dan kegelapan serta kejahatan telah dibawa kepada pengadilan karena Allah yang adil harus menghakimi dan menghukum hal-hal ini. Pada waktu yang bersamaan, kasih karunia Allah ditawarkan kepada orang yang bersalah, dan yang akan datang oleh iman mereka kepada Yesus Kristus. Itulah yang dikatakan ayat itu. Sangat sederhana. Kebenaran Kristus menutupi orang tersebut, dan orang tersebut berdiri tanpa penghukuman, sekarang dan dalam penghakiman.

Alasan apakah diberikan ayat ini mengenai penghukuman?

………………….....................………………………………………………………………………..............................................................

Menurut ayat-ayat ini, kegagalan umat manusialah yang menyebabkan penghukuman.

Dan itu karena semua orang telah berdosa dan semua layak mati karena akibat dosa adalah maut. Ayat ini dengan jelas membuktikan ketidakbenaran gagasan bahwa sesudah penyaliban, semua manusia secara otomatis telah dibenarkan. Sebaliknya sesudah penyaliban, seluruh dunia yang telah terhukum ini DITAWARKAN keselamatan memlalui pendamaian dalam kematian Yesus Kristus, yang sangat cukup untuk semua umat manusia. Setiap orang layak dihukum; walaupun demikian, setiap orang, yang oleh kasih karunia Kristus menerima syarat yang ditawarkan, layak diampuni, dibenarkan, dan ditebus melalui Kristus. Penghukuman yang harus mereka terima itu, dibatalkan melalui jasa Yesus, dan mereka berdiri di dalam kebenaran-Nya.

Dalam kenyataannya, apakah artinya kasih karunia terlepas dari prospek penghukuman? Sebagaimana penghukuman adalah termasuk penghakiman, demikian jugalah dengan kasih karunia. Di mana tidak ada potensi untuk penghakiman (dan penghukuman), tidak akan diperlukan kasih karunia. Ide kasih karunia itu sendiri menuntut adanya ide penghukuman. Oleh karena itu, lebih banyak alasan untuk melihat bagaimana kasih karunia dan penghakiman saling berhubungan.