Selasa, 24 Januari 2012
Para pengkritik Alkitab membuat suatu kesepakatan tentang fakta bahwa peradaban kuno lainnya mempunyai cerita mereka sendiri tentang air bah. Mereka memperdebatkan bahwa cerita Alkitab tidaklah unik, asli, atau bahkan benar tetapi itu hanyalah sebuah cerita tiruan dari dongeng atau mitos sebelumnya.
Sebaliknya, mereka yang percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah melihat cerita ini sebagai penegasan terhadap realitas air bah. Air Bah terjadi, dan Kitab Kejadian memberikan tulisan inspirasi tentang itu. Tulisan ini sangat berbeda dengan versi-versi yang lain. Seperti halnya salah satu versi mengatakan bahwa air bah terjadi karena manusia tiap malam berpesta pora dan membuat banyak keributan dan mengganggu dewa-dewa yang sedang tidur. Dewa-dewa, jengkel karena kurang istirahat, lalu mengirimkan air bah untuk menghukum mereka.
Alasan apakah yang diberikan oleh catatan Alkitabiah tentang air bah untuk penghakiman yang akan menimpa bumi? Kejadian 6:5.
Kejadian 6:5
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Kecenderungan hati manusia sudah sangat jahat sehingga mereka pantas untuk kematian dan kebinasaan, hal itu tidak sukar dimengerti, berbeda dengan kita sekarang ini, kita tetap hidup sebagaimana adanya di satu dunia dimana kejahatan sudah semakin bertambah-tambah. Pandangan orang Kristen tentang keberdosaan manusia, walaupun sering dicemoohkan, selalu bisa dibuktikan secara konstan. Bahwa kita mampu melakukan perbuatan baik belum tentu membuat kita baik. Bagaimanapun juga, seorang pemimpin gerombolan penjahat Amerika, Al Capone mencintai anak-anak, bermurah hati terhadap oang yang bersalah, dan memperlakukan temannya dengan ramah. Walaupun demikian siapakah yang akan menyebut dia orang baik?
Bahkan di tengah-tengah janji penghakiman yang akan dating, bagaimanakah kasih karunia Allah dinyatakan dalam cerita air bah? (Baca Kejadian 6:14-22; II Petrus 2:5).
Kejadian 6:14-22
6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
6:15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
6:16 Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.
6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.
6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
6:19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa.
6:20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.
6:21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."
6:22 Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
Dengan membangun bahtera, Nuh telah mengamarkan dunia tentang penghakiman. Implikasinya juga adalah bahwa periode kasih karunia, sebuah kesempatan untuk berbalik dari kejahatan dan menerima keselamatan Allah. Ellen White menulis bahwa “Jikalau orang-orang sebelum air bah itu percaya akan amaran itu, dan bertobat dari kejahatan mereka, Tuhan akan menahankan murka-Nya”. – Alfa dan Omega, jilid I, halaman 102).
Pembangunan bahtera ditawarkan kepada setiap orang yang mengindahkan amaran itu untuk tempat, perlindungan yang nyaman dari kehancuran yang akan dating. Tidak diragukan, penghakiman pasti datang. Tetapi kasih karunia telah ditawarkan kepada semua orang yang mau menerimanya sebelum pintu kasihan tertutup.
Seberapa seringkah Allah menyatakan kasih karunia—Nya kepada Anda? Mungkin, lebih dari yang dapat Anda hitung. Bagaimanakah Anda belajar lebih berserah kepada kasih karunia itu dan membiarkannya membentuk Anda dalam peta Kristus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar