Rabu, 22 Februari 2012

KUASA UMAT MANUSIA

Kamis, 23 Februari 2012


KUASA UMAT MANUSIA


“Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayat di bumi’, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi’. (Kejadian 1: 26,28).


Kejadian 1:26,28

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."


Dalam kedua ayat di atas kita memiliki referensi terawal dari Alkitab bagaimana umat manusia berhubungan dengan dunia ciptaan. Baca kedua ayat tersebut dengan lebih teliti dan penuh doa, pikirkan dalam konteks pemeliharaan ciptaan dan peduli lingkungan, dan kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Seberapa menyeluruhkah penguasaan manusia atas bumi ini?

………………………………………………………………

2. Apakah maksudnya kita harus menaklukan dan menguasai segala yang ada di bumi? Apakah ada dalam ayat itu memberikan manusia kebebasan untuk menyalahgunakan dan merusak ciptaan?

…………………………………………………………………………………………………..

3. Kejadian 1:28 berkata bahwa mereka “memenuhi bumi, “Terjemahan Ibrani berarti “mengisi bumi”. Bagaimanakah hal itu seharusnya dapat di pahami sehubungan dengan pertanyaan bagaimana hal itu seharusnya diperlakukan?

………………………………………………………………………………………………....

Tidak diragukan, manusia harus memerintah atas bumi ini, paling tiidak di bawah kuasa dan petunjuk Tuhan. Fakta bahwa ayat ini diberikan dalam dunia yang belum jatuh, satu dunia tanpa dosa dan kematian dan penderitaan, seharusnya mengajar kita bahwa berkuasa atas kekayaan alam, bukan berarti suatu eksploitasi habis-habisan dan merampas alam, hal itu tentu saja tidak terjadi dalam dunia sebelum dosa. Menaklukan dan menguasai, tidak berarti menghancurkan bumi ini.

Tentu saja, banyak perubahan terjadi sejak: kejatuhan, air bah, dan kutukan (Kejadian 3:17-19), serta kemerosotan secara menyeluruh yang disebabkan oleh dosa. Namun, kita tidak dapat melihat dalam ayat ini pernyataan yang membenarkan tindakan merampas dan merusak planet itu sendiri. Kita dapat melihat tanggung-jawab umat manusia dalam ayat ini, sebagai penguasa atas dunia ini, untuk memeliharanya karena Allah menciptakannya dan semuanya itu “sungguh amat baik”.


Kejadian 3:17-19

3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."