Jumat, 30 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI PEMAHAT

Kamis, 15 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI PEMAHAT


Allah juga adalah pemahat, tetapi tidak terbatas pada batu besi maupun marmer. Malah, Dia memahat karakter kita. Dia dapat mengambil seorang yang penuh dosa lalu membentuk dan memahat serta menempa sampai orang itu memantulkan kemuliaan surga. Allah telah memberikan bukti yang luas untuk kemampuan luar biasa seperti itu. Dari pembukaan hingga penutup dalam Alkitab, kita menemukan Allah menerima orang-orang yang mungkin kita singkirkan sebagai orang yang tidak menarik dan tidak layak, dan Dia menempa mereka menjadi sesuatu yang indah.

Siapakah beberapa tokoh dalam Alkitab yang memerlukan sedikit pemahatan kerohanian? Perubahan apakah yang diperlukan dalam kehidupan mereka? Contohnya,

Yakup (Kejadian 32:22-30);

Daud (Mazmur 51);

Petrus (Lukas 22:31,32);

Paulus (Kisah Para Rasul 9:1-22).



Kejadian 32:22-30

32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.

32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.

32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.

32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.

32:26 Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."

32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."

32:28 Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."

32:29 Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.

32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"


Daud

Mazmur 51

51:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,

51:2 ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.

51:3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!

51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.

51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.

51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

51:8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.

51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!

51:10 Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

51:11 Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!

51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

51:13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

51:14 Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!

51:15 Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

51:16 Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!

51:17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!

51:18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.

51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

51:20 Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem!

51:21 Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.



Petrus

Lukas 22:31,32

22:31 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,

22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."



Paulus

Kisah Para Rasul 9:1-22

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,

9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.

9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"

9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.

9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.

9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"

9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,

9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."

9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.

9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."

9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."

9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.

9:19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.

9:19b Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.

9:20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

9:21 Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?"

9:22 Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.


Siapakah lagi yang bisa Anda ingat, dan perubahan-perubahan apakah yang terjadi di dalam mereka?

Contoh baik yang lain adalh Maria Magdalena. “Maria telah…besar dosanya, tetapi Kristus mengetahui keadaan yang telah membentuk kehidupannya… Ialah yang telah mengangkatnya dari keadaan putus asa dan kebinasaan. Tujuh kali dia telah mendengar Yesus menghardik setan-setan yang menguasai hati dan pikirannya. Ia telah mendengar suara-Nya yang nyaring kepada Bapa demi kepentingannya. Ia mengetahui betapa menjijikan dosa itu terhadap kesucian-Nya yang tidak bernoda itu, dan dalam kekuatan-Nya ia telah menang…, Seorang yang telah jatuh dan yang pikirannya menjadi tempat tinggal setan, telah dibawah lebih dekat kepada Juruslamat dalam persekutuan dan pelayanan… Maria berdiri di sisi salib… Maria mula-mula tiba di kubur sesudah kebangkitan-Nya. Marialah yang mula-mula memasyurkan Juruselamat yang sudah bangkit itu.” – Ellen White, Alfa dan Omega, Jilid 6, Halaman 188,189.


Sejarah keselamatan penuh dengan kreativitas Ilahi, memulihkan kembali “Gambar Allah” yang hilang di dalam laki-laki dan perempuan yang telah jatuh. Injil bukanlah kosmetik pembersih wajah tetapi suatu orientasi perubahan hidup yang bergerak dengan kuasa yang membersihkan, membentuk, dan memperindah. Injil Yesus Kristus dengan kreatif membangun integritas dan keutuhan.


Sifat baru yang murni adalah hasil dari pekerjaan yang dinamis dalam batin, suatu kreatifitas Ilahi yang memulihkan keindahan di dalam kehidupan yang telah jatuh, dan penuh dosa.


Memahat termasuk juga memalu, mengikir, bahkan mungkin menghancurkan bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian manakah dalam kehidupan


Anda yang perlu dipahat? Seberapa banyakkah perlawanan yang Anda lakukan selama proses yang tidak selalu menyenangkan itu?


ALLAH SEBAGAI PENGARANG

Rabu, 14 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI PENGARANG


Para sarjana alkitab sering terkesan dengan kualitas kata-kata yang sangat luar biasa dalam Alkitab. Faktanya, banyak perguruan tinggi secular mengajarkan pelajaran Alkitab sebagai kepustakaan. Mereka mempelajarinya, bukan karena mereka menganggapnya Firman Allah tetapi hanya karena keindahan kata-katanya.

Sebagai orang Kristen, kita mempunyai berkat tidak hanya menikmati keindahan kata-kata Kitab Suci tetapi mempelajari kebenaran tentang Allah sebagaimana dinyatakan di dalamnya. Juga, bentuk cerita dan puisi yang indah, semuanya dipengaruhi oleh Roh Tuhan (ditulis melalui kata-kata para nabi-Nya), terus menolong kita dalam memahami kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Sebagai contoh, Rasul Paulus, dengan tulisan teologinya yang rumit, secara teratur membubuhi teologinya dengan perlengkapan kata-kata yang sangat berkuasa. Misalnya, dalam sebelas pasal pertama dari kitab Roma, Paulus memberikan sebuah catatan yang luas tentang Injil. Perhatikan seluruh pasal berikut ini dan catat berbagai macam topic yang Paulus jalin bersama-sama.


Baca Roma 11:33-36. Apakah yang terjadi di sini sesudah semua yang terjadi sebelumnya?


Roma 11:33-36

11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!



Seperti seorang pemanjat tebing yang telah mencapai puncak gunung yang tertinggi, rasul itu—yang telah terlibat dalam pemandangan luas akan sejarah keselamatan—sekarang meluap dalam pujian. Sebelum Paulus beranjak untuk menekankan implikasi praktis dari Injil, dia beribadah. Paulus beranjak untuk menekankan implikasi praktis dari Injil, dia beribadah. Paulus menunjukan irama kata-kata yang halus beberapa kali dalam tulisan dan surat-suratnya: pemikiran teologi yang rumit dijalin dengan pujian kepada Allah sebelum diakhiri dengan nasihat praktis.

Kitab Wahyu juga berisi kata-kata mosaik yang mengagumkan yang digunakan Allah untuk mengambarkan sejarah keselamatan. Banyak dari kitab itu diambil dari Perjanjian Lama. Pembaca dihadapkan dengan permadani kata-kata, ungkapan, dan tema yang rumit, yang dipinjam dari beberapa penulis Alkitab tetapi sekarang dirajut bersama-sama kedalam kain yang sama sekali baru.

Kitab terakhir dari Alkitab ini ditulis dalam gaya bahasa yang sangat berbeda dengan yang digunakan Paulus dalam gaya bahasa yang sangat berbeda dengan yang digunakan Paulus dan penulis kitab Injil. Malahan, kita hampir kewalahan dengan estetis (keindahan) yang luar biasa yang ditunjukan secara hati-hati di sekitar tujuh bagian dari bait suci surgawi, masing-masing terbuka dengan akses yang lebih dalam ke pengadilan surgawi.

Kitab Wahyu merupakan pertunjukan keindahan yang luas. Allah bisa saja melengkapi Yohanes dengan dokumen sejarah untuk menyampaikan pelajaran tentang kisah keselamatan. Namun, yang kita lihat adalah pemandangan menarik yang menggambarkan pertentangan besar antara Kristus dan Setan, mengembangkan pertunjukan apakaliptis yang diberikan sebelumnya kepada Daniel dan Yehezkiel.


Bayangkan membaca Alkitab hanya sebagai kepustakaan semata. Bicarakan mengenai inti yang terabaikan!. Apakah pelajaran yang dapat kita pelajari tentang betapa mudahnya kita memiliki kebenaran persis di depan mata kita namun melalaikannya sama sekali?


ALLAH SEBAGAI AHLI MUSIK

Selasa, 13 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI AHLI MUSIK


“Empat ribu orang menjadi penunggu pintu gerbang; dan empat ribu orang menjadi pemuji TUHAN dengan alat-alat music yang telah kubuat untuk melagukan puji-pujian,’ Kata Daud” ( I Tawarik 23:5 ).


Cobalah bayangkan fenomena di atas; empat ribu orang bermain instrument musik memuji nama Allah! Itu pasti sebuah acara kebaktian yang mengagumkan.

Ekspresi daya seni Allah tidak terbatas pada seni-seni gambar. Dalam Kitab Suci kita menemukan bahwa, bersamaan dengan arsitektur kudus, tata peribadatan Bangsa Israel pun telah diilhamkan oleh Tuhan. Allah adalah pencinta music yang indah, juga.


Bagaimanakah raja Daud menjelaskan gubahan mazmur-mazmurnya yang digunakan Bangsa Israel dalam peribadatan? II Samuel 23:1,2


Mazmur 23:1,2

23:1 Inilah perkataan Daud yang terakhir: "Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang disenangi di Israel:

23:2 Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku;

Daud dengan jelas menerangkan bahwa dia diilhami oleh Tuhan untuk menulis lagu-lagu yang digubahnya. Meskipun ini tidak berarti bahwa Allah menulis kata-kata dan music itu baginya, itu berarti bahwa Allah peduli dengan jenis musik yang dimainkan. Kalau tidak, mengapa harus mengilhami?

Baca II Tawarik 29:25. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita mengenai peran Allah dalam musik yang dimainkan dalam ibadah mereka?


II Tawarik 29:25

Ia menempatkan orang-orang Lewi di rumah TUHAN dengan ceracap, gambus, dan kecapi sesuai dengan perintah Daud dan Gad, pelihat raja, dan nabi Natan, karena dari TUHANlah perintah itu, dengan perantaraan nabi-nabi-Nya.


Di seluruh kitab Perjanjian Lama, ketika ibadah dalam bait suci diceritakan, musik adalah jelas sekali dan mengesankan. Contohnya, gambaran suasana ibadah dalam I Tawarik 23:5. Empat ribu instrument! Apapun musik itu pasti mempunyai suara yang menyenangkan, dan tentu saja tidak membosankan atau kering!.

Bisa saja diperdebatkan bahwa dimensi estetis dapat diharapkan dalam ibadah suci dan bahwa sepanjang sejarah semua bangsa telah menunjukan penyembahan seperti itu kepada allah-allah mereka. Namun, Bangsa Israel sendiri bersikukuh bahwa Allah telah merancang segala aspek penyembahan-Nya, termasuk arsitektur, perabotan, pakaian imam, dan tata ibadah. Tidak diragukan, bahwa rancangan artistic didukung dalam Firman Allah. Setiap orang yang menolak dimensi estetis atau menyangkal bahwa menjadi seorang seniman dapat menjadi pekerjaan yang relevan bagi seorang Kristen berarti menentang catatan Kitab Suci.


Meskipun kita tidak memiliki music yang dipakai dalam ibadah Bangsa Israel, itu pasti indah dan mengangkat jiwa kita kepada Allah. Bagaimanakah music di gereja kita berguna saat ini? Bagaimanakah kita dapat yakin bahwa musik itu mengangkat jiwa kita kepada Tuhan, gantinya mendorong kita kea rah yang lain?


ALLAH SEBAGAI ARSITEK

Senin, 12 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI ARSITEK


Setelah Allah membebaskan Bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Dia membawa mereka ke Gunung Sinai. Di situ, Dia menggabungkan diri-Nya dengan mereka dalam sebuah perjanjian yang kudus. Di antara berbagai macam petunjuk yang Dia berikan kepada mereka, bagaimanakah keindahan tercakup di dalamnya? Keluaran 25:1-9.


Keluaran 25:1

25:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

25:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.

25:3 Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;

25:4 kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;

25:5 kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;

25:6 minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian,

25:7 permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.

25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."



Setengah bagian pertama dari kitab Keluaran dengan rinci menceritakan keajaiban pembebasan Bangsa Israel dari Mesir. Setengah bagian kedua dari kitab itu menguraikan berbagai persoalan dan termasuk keindahan. Petunjuk-petunjuk Ilahi di Keluaran 25:1-9. Diikuti oleh Keluaran 25:10-31:11, dengan “cetak biru” Allah untuk kemah pertemuan yang mudah dibawa, perlengkapannya, dan jubah imam. Dari Keluaran 35:1 sampai akhir kitab itu (Keluaran 40:38) ditemukan gambaran-gambaran rinci yang diberikan Allah, lengkap dengan catatan penyelesaiannya. Catatan ini termasuk rincian luas tentang keahlian seni.

Kumpulan dari perincian-perincian ini sangatlah membosankan untuk kebanyakan orang Kristen modern saat ini. Tetapi hal itu menyenangkan Allah bukan hanya untuk menyampaikan instruksi-instruksi ini kepada budak-budak yang baru dibebaskan itu tetapi juga untuk memasukkannya ke dalam kitab Suci.

Hampir lima puluh pasal dalam lima kitab pertama dari Alkitab yang mencatat perintah-perintah Allah sehubungan dengan mezbah yang indah. Dia tidak hanya menyediakan cetak biru bangunannya tetapi juga petunjuk-petunjuk yang tepat untuk perabot-perabotnya. Itu sangat penting sehingga di Gunung Sinai Allah tidak hanya memberikan sepuluh hokum, petunjuk-petunjuk-Nya untuk penurutan dalam perjanjian kudus itu, tetapi juga petunjuk-petunjuk khusus bagaimana merangkai struktur yang mewah itu yang melibatkan hampir setiap jenis ketrampilan seni.

Allah adalah arsitek dari semuanya itu, bahkan mengilhami para tukang ahli bangunan untuk dekorasi sekecil apapun. Tidak ada yang merupakan rancangan manusia. Dari lima buku pertama yang ditulis Musa, lebih banyak pasal sehubungan dengan rencana-rancana, dan berikut pembangunan mezbah ini serta perabot-perabotnya daripada pokok bahasan lainnya.


Model apakah yang ditiru untuk membuat kemah suci di bumi, dan apakah yang diajarkan hal itu kepada kita tentang cinta Allah terhadap keindahan?

Keluaran 25:9; Ibrani 8:1-8.


Keluaran 25:9

Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."


Ibrani 8:1-5

8:1 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,

8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.

8:3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.

8:4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.

8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."


Jika kemah suci duniawi hanya “bayangan” dari bait suci surgawi, kita sulit untuk membayangkan jenis keindahan yang harus ada di dalam bait suci yang sesungguhnya, yang dibuat oleh Allah sendiri.


Menurut Anda mengapa bait suci itu harus begitu indah? Mungkin supaya orang merasa kagum di hadapan kuasa dan kebesaran Allah? Atau menolong mereka merasakan keperluan mereka di hadapan keagungan seperti itu? Bagaimanakah pemahaman akan kemuliaan bait suci menolong kita lebih mengerti karakter Allah yang sangat berbeda dengan sifat keduniawian kita yang penuh dosa?


ALLAH SEBAGAI TUKANG TEMBIKAR

Minggu, 11 Maret 2012


ALLAH SEBAGAI TUKANG TEMBIKAR


“Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu” (Yesaya 64:8).


Kapankah pertama kali Alkitab menyatakan Allah menunjukkan ketrampilan-Nya bekerja dengan “tanah liat?” Kejadian 1:26,27,31; Kejadian 2:7.


Kejadian 1:26,27,31

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.


Kejadian 2:7

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.


Kitab Kejadian pasal satu menceritakan bahwa Allah menciptakan manusia pertama dari “debu tanah,” Kenyataanya, kata” dalam Bahasa Ibrani untuk “manusia” Adam sangat bertalian erat dengan kata untuk “tanah yaitu adamah – sebuah ikatan kata yang menguatkan kebenaran ajaib mengenai ketrampilan Allah sebagai “Tukang Tembikar”. Dia benar-benar membentuk kita dari tanah liat. Sangat sulit untuk membayangkan bagaimana seorang manusia yang memiliki darah, tulang, kulit dan saraf dan semua bagian tubuh kita yang menakjubkan, dapat dibentuk dari tanah. Keberadaan kita adalah suatu mujizat di luar akal pemahaman manusia.

Dalam suatu pengertian, meskipun “tukang tembikar” bekerja membuat patung, dengan cara itu Allah mengunakan tanah liat untuk membentuk kita, namun dengan cara lain (sebagai gambaran untuk menjelaskan kuasa dan pekerjaan Allah) hal itu sulit untuk menyatakan kreativitas-Nya dan daya seni-Nya. Dengan kata lain, dapatkah pengrajin tanah liat atau tukang tembikar membentuk patung dari tanah liat dan menjadikannya sesuatu yang hidup, dan bernapas?



Baca Yermia 18:3-10; Yesaya 64:5-8; Mazmur 51:10. Bagaimanakah Allah digambarakan sebagai tukang tembikar pada beberapa ayat ini?


Yermia 18:3-10

18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.

18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:

18:6 "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!

18:7 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya.

18:8 Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.

18:9 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka.

18:10 Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.


Yesaya 64:5-8

64:5 Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala.

64:6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

64:7 Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.

64:8 Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.


Mazmur 51:10

Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

Diantara konsep-konsep yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini adalah suatu gambaran betapa tak berdayanya kita tanpa kuasa Allah. Dalam suatu pengertian, kita adalah seperti tanah liat di tangan seorang tukang tembikar; tukang tembikar itulah yang berwenang, bukan tanah liatnya.

Di saat yang sama, Allah sedang bekerja menciptakan kembali gambar-Nya di dalam kita. JIka Allah begitu peduli dengan fisik ciptaan-Nya, betapa lebih pedulikah Dia akan keindahan yang Dia dapat lakukan di dalam kita? Kita harus berserah, mati terhadap diri, dan bekerja sama dengan Tuhan, yang berusaha untuk menciptakan kembali dan memulihkan kita, sedapat mungkin, kepada kehidupan rohani yang asli dan keindahan moral yang pernah kita miliki. Tentu saja, penampilan luar dapat kelihatan indah tetapi keindahan dari dalam diri adalah perkara yang sungguh sangat penting.


Penulis Rusia bernama Fyodor Dostoevsky menciptakan sebuah peran fiksi, yang dia sebut, “jiwa yang indah”. Apakah gambaran Anda tentang “jiwa yang indah”, dan hal-hal apakah yang Anda lakukan dan tidak lakukan, sesuai dengan gambaran itu?