Jumat, 30 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI ARSITEK

Senin, 12 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI ARSITEK


Setelah Allah membebaskan Bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Dia membawa mereka ke Gunung Sinai. Di situ, Dia menggabungkan diri-Nya dengan mereka dalam sebuah perjanjian yang kudus. Di antara berbagai macam petunjuk yang Dia berikan kepada mereka, bagaimanakah keindahan tercakup di dalamnya? Keluaran 25:1-9.


Keluaran 25:1

25:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

25:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.

25:3 Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;

25:4 kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;

25:5 kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;

25:6 minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian,

25:7 permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.

25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.

25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."



Setengah bagian pertama dari kitab Keluaran dengan rinci menceritakan keajaiban pembebasan Bangsa Israel dari Mesir. Setengah bagian kedua dari kitab itu menguraikan berbagai persoalan dan termasuk keindahan. Petunjuk-petunjuk Ilahi di Keluaran 25:1-9. Diikuti oleh Keluaran 25:10-31:11, dengan “cetak biru” Allah untuk kemah pertemuan yang mudah dibawa, perlengkapannya, dan jubah imam. Dari Keluaran 35:1 sampai akhir kitab itu (Keluaran 40:38) ditemukan gambaran-gambaran rinci yang diberikan Allah, lengkap dengan catatan penyelesaiannya. Catatan ini termasuk rincian luas tentang keahlian seni.

Kumpulan dari perincian-perincian ini sangatlah membosankan untuk kebanyakan orang Kristen modern saat ini. Tetapi hal itu menyenangkan Allah bukan hanya untuk menyampaikan instruksi-instruksi ini kepada budak-budak yang baru dibebaskan itu tetapi juga untuk memasukkannya ke dalam kitab Suci.

Hampir lima puluh pasal dalam lima kitab pertama dari Alkitab yang mencatat perintah-perintah Allah sehubungan dengan mezbah yang indah. Dia tidak hanya menyediakan cetak biru bangunannya tetapi juga petunjuk-petunjuk yang tepat untuk perabot-perabotnya. Itu sangat penting sehingga di Gunung Sinai Allah tidak hanya memberikan sepuluh hokum, petunjuk-petunjuk-Nya untuk penurutan dalam perjanjian kudus itu, tetapi juga petunjuk-petunjuk khusus bagaimana merangkai struktur yang mewah itu yang melibatkan hampir setiap jenis ketrampilan seni.

Allah adalah arsitek dari semuanya itu, bahkan mengilhami para tukang ahli bangunan untuk dekorasi sekecil apapun. Tidak ada yang merupakan rancangan manusia. Dari lima buku pertama yang ditulis Musa, lebih banyak pasal sehubungan dengan rencana-rancana, dan berikut pembangunan mezbah ini serta perabot-perabotnya daripada pokok bahasan lainnya.


Model apakah yang ditiru untuk membuat kemah suci di bumi, dan apakah yang diajarkan hal itu kepada kita tentang cinta Allah terhadap keindahan?

Keluaran 25:9; Ibrani 8:1-8.


Keluaran 25:9

Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."


Ibrani 8:1-5

8:1 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,

8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.

8:3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.

8:4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.

8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."


Jika kemah suci duniawi hanya “bayangan” dari bait suci surgawi, kita sulit untuk membayangkan jenis keindahan yang harus ada di dalam bait suci yang sesungguhnya, yang dibuat oleh Allah sendiri.


Menurut Anda mengapa bait suci itu harus begitu indah? Mungkin supaya orang merasa kagum di hadapan kuasa dan kebesaran Allah? Atau menolong mereka merasakan keperluan mereka di hadapan keagungan seperti itu? Bagaimanakah pemahaman akan kemuliaan bait suci menolong kita lebih mengerti karakter Allah yang sangat berbeda dengan sifat keduniawian kita yang penuh dosa?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar