Selasa, 07 Februari 2012

HUKUM DAN NABI-NABI

Rabu, 8 Februari 2012

HUKUM DAN NABI-NABI


Sedikit saja argument yang menentang keberadaan hukum sesudah Sinai. Tulisan-tulisan Perjanjian Lama penuh dengan referensi terhadap hukum itu. Dan meskipun, sangat sering, referensi-referensi ini berhubungan dengan pelanggaran Bangsa Israel terhadap hukum dan hukuman yang datang sesudah itu, ayat yang lain menyatakan kasih yang besar dan penghormatan orang Israel terhadap sepuluh hukum itu, bukan hanya sepuluh hukum tetapi termasuk semua peraturan dan ketetapan-ketetapan yang Allah telah berikan kepada umat-Nya.

Dalam hal apakah ayat-ayat berikut memuji hukum? Sikap apakah yang mereka nyatakan?

Yesaya 48:17,18 ……………………………………………………………………………

Mazmur 119:69-72 …………………………………………………………………………

Mazmur 119:97-103 ……………………………………………………………………..

Yermia 31:33 ……………………………………………………………………………………



Yesaya 48:17

48:17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.

48:18 Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,


Mazmur 119:69-72

119:69 Orang yang kurang ajar menodai aku dengan dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan memegang titah-titah-Mu.

119:70 Hati mereka tebal seperti lemak, tetapi aku, Taurat-Mu ialah kesukaanku.

119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.

119:72 Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.


Mazmur 119:97-103

119:97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.

119:98 Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.

119:99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.

119:100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.

119:101 Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.

119:102 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.

119:103 Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.


Yermia 31:33

Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.



Berlawanan dengan kepercayaan popular, walaupun orang Israel (idealnya) mencintai hukum, bagi mereka yang mengerti fungsi hokum itu tidak pernah melihat hukum sebagai alat keselamatan.

Agama orang Ibrani selalu merupakan agama kasih karunia, bahkan walaupun orang-orang beralih dari satu ekstrem kepada ekstrem yang lain: dari menginjak-injak hukum secara terbuka dan mencolok, sebagaimana dalam periode bait suci pertama, kepada legalisme ekstrem, sebagaimana terlihat sangat jelas dalam kehidupan pada zaman Yesus.

Tetapi mengapa Bangsa Israel memiliki cinta seperti itu terhadap hukum? Lagipula, jika seseorang mengerti hukum bukan hanya meliputi sepuluh hukum tetapi seluruh pengajaran kitab Perjanjian Lama, terutama lima buku Musa, maka Anda mengerti bahwa yang mereka cintai adalah pekabaran keselamatan, kasih karunia, dan penebusan.

Mereka mencintai “kebenaran” yang dinyatakan kepada mereka dan mereka betul-betul memahaminya. Itu bukanlah cinta akan peraturan, tetapi cinta terhadap sekumpulan pedoman dan prinsip-prinsip, yang jika dipelihara akan membuka jalan bagi banyak berkat dan janji-janji, karena semua yang diberikan Allah kepada mereka adalah untuk kebaikan dan kesejahteraan mereka.

Apakah ada perbedaan sekarang ini?


Pikirkanlah semua yang Allah telah berikan kepada kita sebagai satu umat. Bagaimanakah kita dapat menghidupkan lebih baik lagi terang indah yang olehnya kita telah diberkati?