Rabu, 08 Februari 2012

HUKUM DALAM PERJANJIAN BARU

Kamis, 9 Februari 2012



HUKUM DALAM PERJANJIAN BARU


Dari awalnya, prinsip-prinsip sepuluh hukum telah diberikan kepada umat manusia di luar kasih Allah kepada bangsa tertentu.

Hukum selalu bertujuan menjadi suatu berkat. Anda menuruti Hukum, dan Anda terlindung dari pembinasaan dosa. Anda tidak patuh, maka Anda akan menghadapi konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan dari penghukuman.

Secara pribadi, siapakah yang membutuhkan teologi hanya untuk mengetahui, betapa sakitnya dosa dan akibatnya? Seberapa seringkah Anda dapat membaca akibat-akibat dosa dalam menghadapi orang-orang yang telah di hancurkan oleh dosa?

Walaupun bagian-bagian dari Perjanjian Baru—khususnya tulisan Paulus—menangani orang-orang yang telah salah mengerti tentang tujuan hukum. Namun perintah-perintah Allah telah diberikan dalam Perjanjian Baru dengan cara yang positif dan mengembirakan.


Baca Ibrani 8:10 dan 10:16. Bagaimanakah Hukum Allah dinyatakan dalam ayat ini? Apakah hal tersebut masih relevan, atau telah ditiadakan oleh kasih karunia?

Ibrani 8:10

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Ibrani 10:16

sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,



Sangat sering, kita melihat manusia berusaha menempatkan hukum bertentangan dengan kasih Allah atau kasih karunia Allah, gagasan tersebut menekankan bahwa jika Anda benar-benar mengasihi, maka hukum Allah tidak perlu dituruti. Dengan pengertian, seorang dapat menganjurkan bahwa kasih lebih penting dari pada hukum, dalam hal ini seorang yang benar-benar mengasihi Allah dan Orang lain telah menyatakan prinsip utama dari hukum.

Tetapi ini bukanlah alasan untuk meniadakan hukum.


Sebaliknya kasih, kasih memenuhi hukum; kasih adalah ungkapan hukum dalam bentuknya yang paling murni.

Itu sama seperti bagian bagian dari sebuah mobil. Bagian-bagian itu tidak ada yang berdiri sendiri, setiap bagian berhubungan satu sama lain sehingga mobil itu dapat pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.

Itulah tujuannya sehingga mobil itu dapat bergerak . Namun, tanpa peran masing-masing bagian itu, mobil tidak dapat berfungsi.

Demikian juga halnya dengan hukum: itu tidak dibuat untuk hukum itu sendiri, tetapi dibuat untuk satu tujuan, dan tujuan itu adalah untuk menunjukan kasih yang dalam,

Kasih Kepada Allah dan Kasih Terhadap Sesama Manusia.

Bacalah ayat-ayat berikut ini, Bagaimanakah ayat-ayat ini menolong kita mengerti hubungan antara kasih dan hukum? Roma 13:8-10; Galati 5:14; Yakobus 2:8; I Yohaness 5:2,3.


Roma 13:8-10

13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!

13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.


Galati 5:14

Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"


Yakobus 2:8

2:8 Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.


I Yohaness 5:2,3.

5:2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.

5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Renungkalah lebih dalam hubungan antara hukum dan kasih Allah. Apakah jadinya penurutan hukum tanpa kasih? Juga apakah jadinya kasih tanpa penurutan hukum?

Tuliskanlah pemikiran Anda dan sampaikan di kelas Anda pada hari Sabat.