Jumat, 30 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI AHLI MUSIK

Selasa, 13 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI AHLI MUSIK


“Empat ribu orang menjadi penunggu pintu gerbang; dan empat ribu orang menjadi pemuji TUHAN dengan alat-alat music yang telah kubuat untuk melagukan puji-pujian,’ Kata Daud” ( I Tawarik 23:5 ).


Cobalah bayangkan fenomena di atas; empat ribu orang bermain instrument musik memuji nama Allah! Itu pasti sebuah acara kebaktian yang mengagumkan.

Ekspresi daya seni Allah tidak terbatas pada seni-seni gambar. Dalam Kitab Suci kita menemukan bahwa, bersamaan dengan arsitektur kudus, tata peribadatan Bangsa Israel pun telah diilhamkan oleh Tuhan. Allah adalah pencinta music yang indah, juga.


Bagaimanakah raja Daud menjelaskan gubahan mazmur-mazmurnya yang digunakan Bangsa Israel dalam peribadatan? II Samuel 23:1,2


Mazmur 23:1,2

23:1 Inilah perkataan Daud yang terakhir: "Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang disenangi di Israel:

23:2 Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku;

Daud dengan jelas menerangkan bahwa dia diilhami oleh Tuhan untuk menulis lagu-lagu yang digubahnya. Meskipun ini tidak berarti bahwa Allah menulis kata-kata dan music itu baginya, itu berarti bahwa Allah peduli dengan jenis musik yang dimainkan. Kalau tidak, mengapa harus mengilhami?

Baca II Tawarik 29:25. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita mengenai peran Allah dalam musik yang dimainkan dalam ibadah mereka?


II Tawarik 29:25

Ia menempatkan orang-orang Lewi di rumah TUHAN dengan ceracap, gambus, dan kecapi sesuai dengan perintah Daud dan Gad, pelihat raja, dan nabi Natan, karena dari TUHANlah perintah itu, dengan perantaraan nabi-nabi-Nya.


Di seluruh kitab Perjanjian Lama, ketika ibadah dalam bait suci diceritakan, musik adalah jelas sekali dan mengesankan. Contohnya, gambaran suasana ibadah dalam I Tawarik 23:5. Empat ribu instrument! Apapun musik itu pasti mempunyai suara yang menyenangkan, dan tentu saja tidak membosankan atau kering!.

Bisa saja diperdebatkan bahwa dimensi estetis dapat diharapkan dalam ibadah suci dan bahwa sepanjang sejarah semua bangsa telah menunjukan penyembahan seperti itu kepada allah-allah mereka. Namun, Bangsa Israel sendiri bersikukuh bahwa Allah telah merancang segala aspek penyembahan-Nya, termasuk arsitektur, perabotan, pakaian imam, dan tata ibadah. Tidak diragukan, bahwa rancangan artistic didukung dalam Firman Allah. Setiap orang yang menolak dimensi estetis atau menyangkal bahwa menjadi seorang seniman dapat menjadi pekerjaan yang relevan bagi seorang Kristen berarti menentang catatan Kitab Suci.


Meskipun kita tidak memiliki music yang dipakai dalam ibadah Bangsa Israel, itu pasti indah dan mengangkat jiwa kita kepada Allah. Bagaimanakah music di gereja kita berguna saat ini? Bagaimanakah kita dapat yakin bahwa musik itu mengangkat jiwa kita kepada Tuhan, gantinya mendorong kita kea rah yang lain?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar