Jumat, 30 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI PENGARANG

Rabu, 14 Maret 2012

ALLAH SEBAGAI PENGARANG


Para sarjana alkitab sering terkesan dengan kualitas kata-kata yang sangat luar biasa dalam Alkitab. Faktanya, banyak perguruan tinggi secular mengajarkan pelajaran Alkitab sebagai kepustakaan. Mereka mempelajarinya, bukan karena mereka menganggapnya Firman Allah tetapi hanya karena keindahan kata-katanya.

Sebagai orang Kristen, kita mempunyai berkat tidak hanya menikmati keindahan kata-kata Kitab Suci tetapi mempelajari kebenaran tentang Allah sebagaimana dinyatakan di dalamnya. Juga, bentuk cerita dan puisi yang indah, semuanya dipengaruhi oleh Roh Tuhan (ditulis melalui kata-kata para nabi-Nya), terus menolong kita dalam memahami kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Sebagai contoh, Rasul Paulus, dengan tulisan teologinya yang rumit, secara teratur membubuhi teologinya dengan perlengkapan kata-kata yang sangat berkuasa. Misalnya, dalam sebelas pasal pertama dari kitab Roma, Paulus memberikan sebuah catatan yang luas tentang Injil. Perhatikan seluruh pasal berikut ini dan catat berbagai macam topic yang Paulus jalin bersama-sama.


Baca Roma 11:33-36. Apakah yang terjadi di sini sesudah semua yang terjadi sebelumnya?


Roma 11:33-36

11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!



Seperti seorang pemanjat tebing yang telah mencapai puncak gunung yang tertinggi, rasul itu—yang telah terlibat dalam pemandangan luas akan sejarah keselamatan—sekarang meluap dalam pujian. Sebelum Paulus beranjak untuk menekankan implikasi praktis dari Injil, dia beribadah. Paulus beranjak untuk menekankan implikasi praktis dari Injil, dia beribadah. Paulus menunjukan irama kata-kata yang halus beberapa kali dalam tulisan dan surat-suratnya: pemikiran teologi yang rumit dijalin dengan pujian kepada Allah sebelum diakhiri dengan nasihat praktis.

Kitab Wahyu juga berisi kata-kata mosaik yang mengagumkan yang digunakan Allah untuk mengambarkan sejarah keselamatan. Banyak dari kitab itu diambil dari Perjanjian Lama. Pembaca dihadapkan dengan permadani kata-kata, ungkapan, dan tema yang rumit, yang dipinjam dari beberapa penulis Alkitab tetapi sekarang dirajut bersama-sama kedalam kain yang sama sekali baru.

Kitab terakhir dari Alkitab ini ditulis dalam gaya bahasa yang sangat berbeda dengan yang digunakan Paulus dalam gaya bahasa yang sangat berbeda dengan yang digunakan Paulus dan penulis kitab Injil. Malahan, kita hampir kewalahan dengan estetis (keindahan) yang luar biasa yang ditunjukan secara hati-hati di sekitar tujuh bagian dari bait suci surgawi, masing-masing terbuka dengan akses yang lebih dalam ke pengadilan surgawi.

Kitab Wahyu merupakan pertunjukan keindahan yang luas. Allah bisa saja melengkapi Yohanes dengan dokumen sejarah untuk menyampaikan pelajaran tentang kisah keselamatan. Namun, yang kita lihat adalah pemandangan menarik yang menggambarkan pertentangan besar antara Kristus dan Setan, mengembangkan pertunjukan apakaliptis yang diberikan sebelumnya kepada Daniel dan Yehezkiel.


Bayangkan membaca Alkitab hanya sebagai kepustakaan semata. Bicarakan mengenai inti yang terabaikan!. Apakah pelajaran yang dapat kita pelajari tentang betapa mudahnya kita memiliki kebenaran persis di depan mata kita namun melalaikannya sama sekali?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar