Minggu 15 Januari 2012
“Akan tetapi Allah menunjukan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8). Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita?
Di salib, dengan kematian yang paling hina, yang tak terpahami, Allah menang dan mempermalukan musuh-Nya. Kasih, keadilan dan belas kasihan melebur dalam satu tindakan dinamis. Allah mengampuni orang berdosa oleh membayar harga dosa dengan diri-Nya sendiri dan menderita hukuman atas dosa-dosa itu. Di Golgota, Allah menyatakan betapa luar biasanya harga penebusan itu.
Kristus mati bukan supaya Allah mengasihi kita. Tidak, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Bapa sendirilah sumber kasih itu, bukan hasil dari penebusan dosa (Yohanes 3:16,17).
Yohanes 3:16,17
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Allah mengasihi kita bukan karena Kristus mati untuk kita; tetapi Kristus mati bagi kita karena Allah mengasihi kita. Pendamaian Kristus tidak di tawarkan untuk membujuk Bapa supaya mengasihi mereka yang membenci Dia. Kematian Kristus tidak menghasilkan kasih yang tidak ada sebelumnya. Sebaliknya, itu adalah suatu penjelmaan dari kasih yang kekal di hati Allah. Yesus tidak pernah membujuk Bapa untuk mengasihi kita. Perhatikan bagaimana Dia dengan tegas mengutarakan kebenaran ini dalam Yohanes 3:16,17; 16:26,27.
Yohanes 16:26, 27
16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,
16:27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.
Tragedi yang sebenarnya adalah bahwa kita sudah kehilangan banyak pengetahuan tentang Allah, terhadap siapa kita telah berdosa. Bahkan kita tidak merasakan bahwa kita harus bertobat dari banyak hal, karena kita tidak selalu menyadari betapa banyaknya kita telah menyakiti hari Allah dengan dosa-dosa kita. Kita bisa begitu sangat bodoh tentang betapa jahatnya dosa itu. Umat beragama di zaman modern dengan sangat halus sering memperkecil kejijikan atas dosa. Karena dosa tidak membuat kita marah lagi, barangkali itu yang menjadikan kita sangat sulit untuk menyadari bahwa dosa telah membangkitkan murka Allah yang kudus.
Paulus tidak takut mendiskusikan tentang murka Allah. Bagaimanakah dia menyatakannya dalam Roma 1:18?
Roma 1:18
Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
Pernyataan yang kuat ini memastikan penanganan yang panjang terhadap kekuasaan dosa secara universal yang Paulus uraikan lebih terinci pada dua pasal berikut (melalui Roma 3:20).
Roma 3:20
Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Aspek yang sangat mengherankan dari Injil adalah fakta bahwa Allah pemenang atas dosa dan juga korbannya.
Dan sebagai hasil dari peran rangkap dua ini, Allah kita kudus dapat memelihara perjanjian-Nya dengan orang berdosa yang mengingkari perjanjian. Kasih Allah tidak menuntun kepada toleransi yang lunak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar